Jumat, 18 Januari 2013

Manusia dan Keadilan

   Pada perkuliahan tanggal 12 januari 2013 saya akan menceritakan dan memaparkan ulang tentang "Manusia dan Keadilan", yang akan di bahas satu persatu.

     Manusia yaitu, makhluk yang berdeda-beda dari segi biologis, rohani dll dari manusia yang satu dengan manusia yang lainnya sekalipun ia kembar identik. Setiap manusia memiliki ciri khas terdendiri yang beragam dan pastinya tidak sama dengan yang lainnya. Walaupun berbeda-beda harus saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia agar tidak terjadi permusuhan. Jika ingin dihargai dan dihormati maka hargailah diri sendiri dan orang lain
     Keadilan yang berasal dari kata adil yang artinya seimbang, tidak berat sebelah, sama rata, dan tidak membeda-bedakan. Keadilan di perlukan untuk semua hal seperti: membentuk pemerintahan harus di sertai dengan adil bila tidak maka akan berantakan pemerintahan dan negara tersebut, menjadi seorang guru atau pengajar harus adil kepada murid atau mahasiswanya agar nyaman dalam menerima ilmu yang di sampaikan terkadang murid tidak merasa nyaman saat guru atau pengajarnya itu tidak adil, dan menjadi seorang pemimpinpun harus adil kepada bawahannya contohnya: karena bawahannya tidak cantik maka ia di beri tugas yang berat sedangkan yang cantik di beri tugasnya yang ringan. Sebuah konsep yang membuat para filsuf terkagum-gakum saat Plato membantah filsuf muda yakni Thrasymachus, ia menyatakan bahwa Keadilan adalah apa pun yang ditentukan oleh si terkuat. Dalam republik  Plato meresmikan alasan bahwa sebuah negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan.


   Hal positif yang akan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
  1. Bersikap adil kepada setiap manusia
  2. Tidak memilih-milih teman, yang terpenting baik, jujur dan tidak merugikan satu sama lain
   Hal negatif yang harus di hindari dalam kehidupan sehari-hari:
  1. Menjadi seorang pemimpin tidak bersikap adil kepada bawahannya dan melihat dari fisiknya saja tidak melihat dari potensi dan kerjanya yang rajin
  2. Membedakan suku budaya dan menganggap suku yang ia anut itulah yang baik dan yang lainnya dianggap tidak baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar