Pengertian KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) diatas tidak menunjukkan bahwa pelaku kekerasan terhadap perempuan hanya pada kaum lelaki, tetapi kaum perempuan juga dapat dikategorikan sebagai pelaku kekerasan.
KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga), khususnya penganiayaan terhadap isteri merupakan salah satu penyebab kekacauan dalam masyarakat. Berbagai penelitian masyarakat menunjukkan bahwa penganiayaan istri tidak berhenti pada penderitaan seorang istri atau anaknya saja. Rentetan penderitaan akan menular keluar lingkup rumah tangga dan selanjutnya mewarnai kehidupan masyarakat kita.
Menurut Mansour Fakih, Pengertian Kekerasanadalah serangan atau invasi terhadap fisik maupun integritas keutuhan mental psikologi seseorang. Kekerasan rumah tangga terkhususnya terhadap istri sering kita jumpai bahkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Dari banyaknya kekerasan yang terjadi, hanya sedikit yang dapat diselesaikan secara adil. Hal ini karena dalam masyarakat masih berkembang pandangan bahwa kekerasan dalam rumah tangga tetap menjadi rahasia atau aib rumah tangga yang sangat tidak pantas jika diangkat dalam permukaan atau tidak layak dikonsumsi oleh publik.
Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT),Pengertian KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga)adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara seksual, fisik, psikologi atau penelantaran rumah tangga termasuk juga hal-hal yang mengakibatkan pada ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertidak, rasa tidak percaya atau penderitaan psikis berat pada seseorang.
Suami pukuli Arsini yang hamil 7 bulan bak hajar maling
Belum setahun Komang Arsini Setiani (18) dinikahi Putu Jodi Purbela (19) asal Banjar Telembe, Desa Batur Kintamani Bangli. Kini rumah tangga mereka menuju perceraian.
Arsini, melaporkan suaminya ke polisi dan meminta untuk cerai setelah dihajar hingga wajahnya lebam. Bahkan nampak bagian matanya membiru dan mulutnya nyonyor.
Entah apa yang membuat Jodi kalap memukuli istrinya yang hamil 7 bulan. Kabarnya, saat itu pelaku datang menemui istrinya dan meminta istrinya melepaskan cincin kawin.
Arsani lantas menyerahkan cicin yang dia gunakan tetapi dibuang ke semak-semak. Berusaha mencari, namun tidak menemukannya, Dia dipukuli sampai babak belur.
Kasat Reskrim Polres Bangli AKP I Nyoman Sukanada membenarkan adanya laporan kasus KDRT pada Minggu sore (1/2). Dia mengatakan korban datang bersama orangtuanya melapor ke Polres Bangli. Laporannya seputar penganiayaan yang dilakukan oleh suami korban.
Arsini, melaporkan suaminya ke polisi dan meminta untuk cerai setelah dihajar hingga wajahnya lebam. Bahkan nampak bagian matanya membiru dan mulutnya nyonyor.
Entah apa yang membuat Jodi kalap memukuli istrinya yang hamil 7 bulan. Kabarnya, saat itu pelaku datang menemui istrinya dan meminta istrinya melepaskan cincin kawin.
Arsani lantas menyerahkan cicin yang dia gunakan tetapi dibuang ke semak-semak. Berusaha mencari, namun tidak menemukannya, Dia dipukuli sampai babak belur.
Kasat Reskrim Polres Bangli AKP I Nyoman Sukanada membenarkan adanya laporan kasus KDRT pada Minggu sore (1/2). Dia mengatakan korban datang bersama orangtuanya melapor ke Polres Bangli. Laporannya seputar penganiayaan yang dilakukan oleh suami korban.
PENGERTIAN KELUARGA Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana seseorang menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan yang lain dikatakan bahwa keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari macam-macam anggota. Keluarga nuclear terdiri atas suami, isteri dan anak. Keluarga nuclear yang diperluas: keluarga nuclear ditambah dengan kakek, nenek, dan keluarga lain; keluarga tiri, orang tua single menikah dengan orang lain; keluarga campur; dua orang tua single yang membawa anak-anak mereka bersatu dalam satu keluarga; keluarga tunggal yaitu individu dengan anak-anak yang tidak pernah kawin, yang bercerai, atau janda duda mati, keluarga yang teridiri atas kakek nenek dengan cucu-cucunya, keluarga yang mengadopsi anak; (di lain negara: keluarga gay atau lesbian). TIPE KELUARGA Di Amerika terdapat beberapa bentuk atau tipe keluarga, diantara beberapa tipe keluarga yang ada di Amerika adalah sebagai berikut: 1.N uclear family, yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak.
PENGERTIAN KELUARGA Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana seseorang menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan yang lain dikatakan bahwa keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari macam-macam anggota. Keluarga nuclear terdiri atas suami, isteri dan anak. Keluarga nuclear yang diperluas: keluarga nuclear ditambah dengan kakek, nenek, dan keluarga lain; keluarga tiri, orang tua single menikah dengan orang lain; keluarga campur; dua orang tua single yang membawa anak-anak mereka bersatu dalam satu keluarga; keluarga tunggal yaitu individu dengan anak-anak yang tidak pernah kawin, yang bercerai, atau janda duda mati, keluarga yang teridiri atas kakek nenek dengan cucu-cucunya, keluarga yang mengadopsi anak; (di lain negara: keluarga gay atau lesbian). TIPE KELUARGA Di Amerika terdapat beberapa bentuk atau tipe keluarga, diantara beberapa tipe keluarga yang ada di Amerika adalah sebagai berikut:
1.N uclear family, yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak.
2.Extended family, yaitu nuclear family ditambah kakek, paman, bibi 3.Blended family, yaitu keluarga yang terdiri dari Suami, istri ditambah anak dari pernikahan sebelumnya 4.Common –law family, yaitu keluarga yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan mungkin anak yang tinggal bersama sebagai keluarga, meskipun tanpa diikat oleh pernikahan yang sah 5.Single parent family, yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (laki-laki atau perempua) yang mungkin disebabkan oleh perceraian, kematian, ditinggalkan atau tidak pernah menikah 6.Commune family, laki-laki, perempuan dan anak tinggal bersama, berbagi hak dan kewajiban, memiliki dan menggunakan perbotan bersama, kadang memutuskan untuk melakukan pernikahan monogamy 7.Serial Family, yaitu keluarga yang terdiri dari laki-laki atau perempuan yang telah menikah berkali-kali kemudian mendapatkan pasangan dan keluarga sepanjang hidupnya tetapi hanya sekali mempunyai nuclear family 8.Composite Family, adalah Bentuk pernikahan poligami dimana 2 atau lebih nuclear family berbagi suami (poligini) atau istri (poliandri) 9.Cohabitation, Hubungan yang kurang permanen antara 2 orang yang tidak menikah dengan jenis kelamin berbeda yang tinggal bersama tanpa adanya aturan yang sah 10.Gay Couples, adalah pasangan dengan jenis kelamin sama yang membina hubungan homoseksual SISTEM KELUARGA Dalam mempelajari sistem keluarga ada tiga perspektif yang dapat memberikan kejelasan mengenai system keluarga. Tiga perspektif tersebut adalah sebagai berikut: 1.Struktural Dapat dilihat sebagai dyadic yaitu subsistem suami isteri, saudara kandung, dan anak dengan orang tua, dan tryadic yaitu subsistem ibu-nenekanak perempuan atau ayah, kakek dan anak perempuan 2.Fungsional Adalah bagaimana cara keluarga melindungi, merawat dan mendidik anak. Bagaimana membuat lingkungan fisik, social dan ekonomi untuk mendukung perkembangan individu, bagaimana menciptakan ikatan yang kuat dan terpelihara, bagaimana orangtua mendidik anak supaya sukses dikehidupan dunia
3.Developmental Keluarga seperti individu, dimana dalam kehidupannya berbagai tugas perkembangan harus dikuasai dan cara untuk beradaptasi harus selalu disempurnakan.
DINAMIKA KELUARGA
Untuk menjelaskan menganai dinamika keluarga terdapat tiga teori yang menjelaskan dinamika keluarga yaitu: teori peran, teori perkembangan dan teori system.
Model Terapi dalam Keluarga 1. Teori Peran Peran pokok dalam perkawinan menurut Parsons dan Bales’s (1955) menyatakan adanya dua peran pokok dalam perkawinan, yaitu eksperimental dan ekspresif. Peran instrumental adalah melakukan segala hal yang perlu dilakukan yaitu mencari uang dan menjaga hubungan luar yang memuaskan dengan system ekonomi dan system sekolah. Peran ekspresif terutama memperhatikan hubungan yang memuaskan di dalam keluarga dan ekspresi perasaan yang berhubungan dengan hubungan yang intim. Pada keluarga modern peran-peran tersebut tidak dibagi secara eksak antara suami dan isteri. Dalam teori peran ada empat konsep dasar yang merupakan dasar untuk mengerti kesehatan mental dan keluarga, yaitu: a.Komplimentaris peran, yaitu anggota keluarga melakukan peran yang berbeda, yang melengkapi satu sama lain dalam menyelesaikan fungsi keluarga. Dengan ini kebutuhan keluarga dapat dipenuhi dengan cara yang efisien, misalnya ayah mendengarkan keluhan anak-anaknya, ibunya membimbing anak-anak dan memberi hukuman jika diperlukan. b.Pertukaran peran Pertukaran peran mencakup anggota keluarga merespon permintaan-permintaan baru pada keluarga dengan betukar peran, misalnya:anak gadis harus mengasuh adiknya karena ayah ibunya harus bekerja dan akan bermasalah ketika dia belum mampu memenuhi tuntutan tersebut. c. Konflik peran Konflik peran terjadi ketika dua atau lebih anggota keluarga berselisih paham tentang suatu peran. Contoh: ayah tiri mengambil tanggung jawab pendisiplinan, sedang istrinya menganggap itu sebagai tugasnya d.Kebalikan peran Kebalikan peran mencakup anggota keluarga sementara memegang peran yang berlawanan dengan peran-peran yang biasanya dilakukan. Contoh: anak perempuan berangan apa yang sesuai untuk dilakukan ibunya apabila anaknya perempuan melanggar aturan jam malam 2. Teori Perkembangan Bagaimana keluarga berperan sangat menentukan mengenai bagaimana keluarga menghadapi krisis, dan ini akan berbeda-beda dalam tahap-tahap yang berbeda dalam kehidupan keluarga. Suatu krisis dapat mengganggu keseimbangan peran dan seberapa besar gangguan itu tergantung pada tahap kehidupan keluarga. Oleh karena itu konselor dalam mengintervensi harus memperhatikan perkembangan keluarga. Tahap-tahap perkembangan yang biasa dilewati dalam sebuah bangunan dan system keluarga adalah sebagai berikut: a. Keluarga yang baru mulai (suami isteri tanpa anak) b.Keluarga denga anak (anak tertua: 30 bulan) c. Keluarga denga balita (anak tertua:30 bulan6 tahun) d.Keluarga dengan anak sekolah (anak tertua: 6- 13 tahun)
e. f. Keluarga dengan anak remaja (anak tertua :13-20 tahun) Keluarga sebagai pusat peluncuran (anak pertama-anak terakhir meninggalkan rumah g.Keluarga tahun-tahun tengah: middle years: sarang kosong sampai pensiun. h.Keluarga tua (pensiun sampai mati dari suami isteri) Perkembangan ini berlaku bagi keluarga nuclear. Perubahan-perubahan seperti perceraian, orang tua tunggal, pernikahan kembali, keluarga yang campur dapat mengganggu perkembangan keluarga yang sehat. 3. Teori Sistem Pada teori sistem terdapat beberapa asumsi-asumsi inti mengenai yang dapat menjelaskan mengenai keluarga. Beberapa asumsi tersebut adalah sebagai berikut: a. Keluarga bukan kumpulan individu. Perubahan atau stress yang dialami salah satu anggota keluarga akan berpengaruh pada seluruh keluarga b.Keluarga mempunyai pola interaksi yang mengatur tingkah laku anggotanya. c. Simptom individu dapat mempunyai satu fungsi di dalam keluarga. Satu simtom fisik maupun psikososial dapat dikaitkan dalam pola interaksi keluarga begitu rupa sehingga dapat mengganggu bagi harmoni keluarga. d.Kemampuan untuk menyesuaikan terhadap perubahan merupakan cirri berfungsinya keluarga yang sehat. Dalam perubahan, fleksibilitas dan adaptibilitas keluarga harus diberi tekanan. e. f. Anggota keluarga harus berbagi tanggung jawab bersama bagi problem-problemnya. Apabila beberapa tingkah laku terus timbul dan terus ada, yang sangat menekan baik bagi individunya atau bagi orang lain yang prihatin terhadap tingkah laku tersebut, kl tidak hati-hati tingkah laku yang lain mungkin terjadi di dalam system interaksi, yang dapat menimbulkan dan mempertahankan tingkah laku yang bermasalah tersebut, padahal seharusnya perlu ada usaha untuk memecahkannya. Kerangka lain untuk mengerti dinamika keluarga adalah perbedaan-perbedaan antara keluarga yang sehat dan keluarga yang tidal dapat berfungsi dengan baik. POLA KOMUNIKASI KELUARGA Komunikasi merupakan sebuah proses saling mendengarkan antara patner atau pasangan misalkan saja seorang istri mendengarkan suaminya bicara dan sebaliknya seorang suami mendengarkan istrinya berpicara tatkala dalam mengeluarkan sebuah pendapat (David H.Olson& Amy K.O:2000) Dalam refrensi lain menyebutkan juga bahwa sebuah konsep model untuk mengukur atau menilai dari pasangan dan keluarga. Adapun tujuan dari model penilaian dari pasangan dan famili tercantumkan dalam lima konsep domain yang serupa yang teridentivikasi didalam sebuah penilaian model yaitu: a. Konsep kognitif b.Afektif c. Komunikasi dan hubungannya degan orang lain (interpersonal) d.Struktur dan perkembangannya e. Kemudian kontrol situasi, dan hubungan perilaku didalam domain. (Howard.A.L&dkk2001) Sedangkan disebutkan lagi bahwa adapun model-model komunikasi dalam lingkungan keluarga atau luasnya lingkungan masyarakat adalah: a.Komunikasi pasif Karakteristik dari komunikasi pasif ini adalah tidak adanya sebuah kebahagiaan dan dan kejujuran dalam berbagi, yang mencakup perasaan dan sebuah keinginan. Mungkin hal tersebut akan mengakibatkan seseorang menjadi harga dirinya lemah, dan tipe seperti ini oarng lain akan membencinya dan membuat orang tersebut menjadi sakit hati. b.Komunikasi yang agresif Adapun karakteristik komunikasi yang agresif adalah seorang individu yang yang menyampaikan sebuah keinginannya menudian disampaikan dengan tepaat dan di ikuti dengan kata-kata yang memaksakan diri untuk harus bisa untuk melakukannya atau dengan kata-kata tidak pernah. Artinya bahwa dalam komunikasi agresif seseorang berbicara dengan tepat apabila dia mau melakukan sebuah perkerjaan maka dia langsung berkata ya, sedangkan kalau tidak pernah melakukannya langsung saja bilang tidak. c. Komunikasi yang assertif Komunikasi asertif mengijinkan seseorang untuk mengungkapkan diri mereka, baik didalam sebuah komunikasi kesehatan, baik ketidaktergantungannya dan lain-lain. Secara langsung hal ini menjelaskan apa yang di inginkanorang lain, dan hal ini sangat dihargai didalam sebuah komunikasi dengan orang lain. Maksud dari komunikasi asertif ini adalah seseorang diberikan kebebasan untuk mengungkapkan perasaan atau keinginannya di dalam bertindak atau dalam melakukan sesuatu. Terdapat beberapa faktor yang dapat menunjukkan bahwa pola komunikasi pada keluarga tersebut. Adapun pada keluarga yang sehat dapat dilihat dari faktor-faktor berikut: 1.Menunjukkan sikap yang hangat dan percaya di dalam interaksi dalam keluarga 2.Mempunyai sifat saling terbuka dan menghargai dalam interaksi merekadan bicara jujur dan tidak takut mengungkapkan ketidaksetujuan tentang suatu pendapat/ sesuatu hal. 3.Mempunyai abilitas untuk mendiskusikan dan mampu focus pada apa yang menjadi perhatinannya sekarang, bukan pada kejadian-kejadian yang lampau atau pada kekecawaan-kekecewaan. 4.Berbagi pandangan umum mengenai realitas di dalam keluarga 5.Menggunakan cara negosiasi daripada kekuasaan dalam memecahkan masalah 6.Meningkatkan struktur keluarga tertentu yang fleksibel dengan distribusi tanggung jawab dan hak-hak yang sesuai antara anakanak dan orangtua. 7.Menunjukkan inisiatif personal yang tinggi dan meminta tanggung jawab personal bagi pemilihan dan perhatiannya, juga bagi masalah-masalah yang berhubungan dengan disabilitas, kesehatan mental atau transisi karier 8.Mempunyai kemampuan untuk mendiskusikan dan untuk fokus pada apa yang menjadi perhatiannya pada hal-hal yang sekarang, bukan pada kejadian atau pada kekecewaan yang lampau 9.Mempunyai menyesuaikan kemampuan pada untuk perubahan, mempertahankan keseimbangan kohesian, adaptibilitas dan komunikasi. Tetapi ini tidak berarti bahwa keluarga yang sehat selalu seimbang. 10.Mempunyai kemauan untuk menjaga diri sendiri dengan baik, termasuk kemampuan keluarga untuk menggunakan waktu luang dengan baik, untuk santai, untuk mencari keseimbangan antara tanggung jawab keluarga, pekerjaan yang dibayar dan rekreasi. Sementara keluarga yang mempunyai masalah dalam komunikasi dapat diketahui melalui ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri keluarga yang berfungsi salah, meliputi: 1.Komunikasi yang patologi, berupa pesan yang berarti dobel yaitu yang membuat penerima pesan gagal membuat respos apapun, yang kedua adalah pesan yang membingungkan/kurang jelas 2.Keterlibatan (enmeshment) hubungan keluarga antara subsistem tidak jelas, anggota sangat terkait dalam kehidupan satu sama lainnya, tidak dapat di pisah 3.Pengkambinghitaman yaitu salah seorang anggota keluarga dianggap sebagai penyebab ketidakharmonisan keluarga. TERAPI KELUARGA Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda Tujuan konseling keluarga terutama adalah untuk mengerti keluarga penderita gangguan skizofrenia, konseling keluarga dianggap cara baru untuk mengerti dan menangani penderita gangguan mental. Kemudian konseling keluarga tidak hanya berguna untuk menangani individu dalam konteks keluarga, tetapi juga keluarga yang tidak berfungsi baik. Model-model pendekatan-pendekatan baru yang dikembangkan dalam konseling keluarga yaitu: 1.Multiple Family Therapy Keluarga-keluarga yang terpilih menemui konselor tiap minggu, dan pada waktu itu mereka menceritakan problem mereka masing-masing dan membantu sesama dalam pemecahan persoalan. 2.Multiple impact Therapy Mencakup seluruh keluarga dalam sederetan interaksi yang berkelanjutan dengan konselorkonselor komunitas yang multidisipliner mungkin selama dua hari. Terapi ini mencakup pemberian konseling secara penuh selama dua hari atau lebih kepada satu keluarga. 3.Terapi jaringan (Network Therapy) Berusaha memobilisasi sejumlah orang untuk berkumpul dalam suatu krisis untuk membentuk suatu kekuatan terapeutik. Tujuan ini adalah untuk memperkuat kekuatan dari jaringan yang dikumpulkan untuk memberi kesempatan untuk berubah di dalam sistem keluarga tersebut.
Daftar Pustaka :
http://www.pengertianpakar.com/2014/11/apa-itu-kekerasan-dalam-rumah-tangga.html?m=1#_
http://m.merdeka.com/peristiwa/kelakuan-bejat-suami-siksa-istri-yang-sedang-hamil/suami-pukuli-arsini-yang-hamil-7-bulan-bak-hajar-maling.html
http://www.google.co.id/url?q=http://download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle%3D253242%26val%3D6820%26title%3DMODEL%2520TERAPI%2520DALAM%2520KELUARGA&sa=U&ved=0CBAQFjACahUKEwib4pDv9OnGAhWkFaYKHctpA5s&sig2=J8Xo0JJjTgMOEacn-Ijcbg&usg=AFQjCNHzLwe__VjQNiIgPzrQVkQy9R6zdw